Demi Satu Tindakan yang Baik, Seratus Kejahatan Harus Dilupakan
Laurence Jones adalah seorang tokoh kulit hitam yang berprofesi sebagai guru dan pendeta. Ia memperjuangkan nasib bangsa negro di Mississipi. Dalam menjalankan ambisinya, ia pernah di fitnah, diusir dari lingkungan rumahnya, bahkan pernah hampir dibakar massa karena diisukan sebagai penghasut bangsa negro untuk menjadi bangsa anarkis dan mengganggu keamanan masyarakat kulit putih saat ini. Penghinaan, penderitaan, dan penyiksaan yang dialami sebagai konsekuensi tindakannya ini, membuat namanya sangat diingat masyarakat Mississipi sebagai pejuang bangsa negro.
Di kemudian hari ketika Laurence Jones di tanya apakah ia tidak benci kepada orang-orang yang menyeretnya ke jalanan dan hendak menggantung serta membakarnya. Ia menjawab, bahwa dirinya tidak punya kesempatan untuk membenci, sebab ia terlalu sibuk untuk memikirkan cita-citanya. Ia terpikat pada sesuatu yang lebih besar daripada dirinya. "Saya tidak punya waktu untuk berkelahi," katanya. "Saya tidak punya waktu untuk menyesal, dan tidak ada orang yang dapat memaksa saya untuk merendahkan martabat saya agar membenci orang itu."
Ketika Laurence Jones berbicara dengan tulus dari hati dan dengan kepandaiannya berpidato, bukan untuk membela dirinya sendiri tapi demi cita-citanya, orang-orang kulit putih yang mengerumuninya itu pun mulai melunak dan menerimanya.
Mungkin Lincoln bener, jika kita memiliki fisik, mental dan sifat emosional seperti yang dimiliki oleh musuh kita, dan jika keadaan hidup kita sama persis dengan kehidupan musuh kita, lantas apa bedanya diri kita dengan mereka? Eisenhower berkata: "Janganlah kita menyia-nyiakan waktu satu menit pun untuk memikirkan orang yang tidak kita senangi."
0 Response to "Demi Satu Tindakan yang Baik, Seratus Kejahatan Harus Dilupakan"
Post a Comment